Minggu, 14 September 2014

Journey to The Curug

8 Desember 2013, Perjalanan ke Curug.

Perjalanan ini sungguh sangat melelahkan..
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan…
*Potongan lagu Ebiet G. Ade “Berita Kepada Kawan” yang sedikit direvisi.
“Hidup itu sejatinya adalah sebuah perjalanan dimana suatu saat akan berhenti di tempat tujuan” —Sari Quote—

Pagi itu, di saat belum banyak orang yang beraktifitas aku dan teman berjalan santai menuju Dago Atas. Niat kami adalah marathon dan akulah yang mengusulkan untuk mencoba rute baru selain ke Sabuga. Dengan perlahan tapi pasti kami menyusuri jalan dago yang mendaki. Tanjakannya sedikit tapi kontinu naik (selalu naik). Hal tersebut membuatku ngos-ngosan padahal baru beberapa ratus meter kami berjalan (#Maklumlah karna jarang olahraga). Ditengah perjalanan kami begitu asyik menyaksikan pemandangan sekitar yang penuh dengan rumah-rumah, restoran, toko-toko, dll. Ternyata di Bandung setiap daerahnya selalu rame dan jauh lebih modern dibanding dengan kampungku Solok tercinta. Sesekali kami juga bercerita tentang pengalaman masing-masing. Ditengah perjalanan aku bertemu dengan teman sekelas S2 ternyata tujuannya juga ke dago atas.. Eits tapi dia pake tool yang lebih canggih dari ku yaitu sepeda.. Dari pada gw GL alias goyang lutut. Ya iyalah namanya aja marathon. Klu pake sepeda maradha namanya.. (#ga nyambung amat seeehh).. Sebenarnya dari awal perjalanan, kami sudah banyak menemui para pesepeda menyusuri jalan tersebut dan sepertinya orang-orang memang bersepeda. Mungkin cuma kami yang berjalan kaki ke atas. Sempat kutemui yang jalan tapi arahnya berlawanan. Ah, ga papa bro.. emang gw pikirin!.. heyhey.. Setelah lumayan jauh berjalan kami beristirahat dulu sambil membeli minum di Alfamart.. Nah, ini nih keunggulan Bandung dari Solok dimana-mana rasanya ada minimarket bahkan di daerah bukit sekalipun. Ada Borma, Superindo, Alfamart, Indomart, Yomart, dll (SariMart aja yang belom ada, hihihihi).
Setelah sampai di daerah dago Pakar, temanku punya ide untuk ke Taman Raya Ir. H. Juanda. Akupun langsung menyetujuinya.. #jarang-jarang bro gw keluar rumah buat jalan-jalan.. Nah, inilah momentum yang tepat untuk berpetualang mencari harta karun.. #harta karunnya apa ya?? Hmm.. capcey deh.. Setelah membayar tiket seharga 10.000/orang, kami pun melangkah masuk ke dalam taman. Disana udaranya sejuk sekali, anginnya begitu menggoda pengunjungnya, kicauan burung begitu merdu dan enak didengar, pohon-pohon yang berjajar seakan berbicara kepada kami “selamat datang di Taman Juanda paru-parunya kota Bandung”. Aku jadi teringat dengan daerah sekitar kos dan kampusku, disana begitu sesak dan padat terlebih lagi saat pagi dan sore hari karna orang beramai-ramai berangkat dan pulang kerja. Macet, polusi, bising itulah hal yang selalu kutemui jika hendak pergi dan pulang dari kampus. Nah.. sekarang kondisinya 180 derajat berbeda dari sebelumnya.. Rasanya aku ingin sekali membangun rumah disana. Eits,, tapi temenku , dia anak arsitek, langsung ga setuju ketika aku bilang aku ingin membangun rumah disana. Katanya itu merusak alam. Kalau sewajarnya kurasa tidak apa-apa. Yang penting jangan melampaui batas dan selalu berusaha menjaga dan melestarikan alam. Aku jadi teringat bagaimana kakek nenek buyut kita dahulu. Mereka tinggal di alam yang murni (pure istilah kerennya). Mereka bersatu dengan alam. Hidup harmonis berdampingan dengan sesama. Tidak seperti sekarang yang kacau balau: kemiskinan, korupsi, perampokan, pembunuhan terjadi dibanyak tempat. Ufff..
Setelah istirahat sejenak, petualangan pun dimulai. Kami memutuskan untuk melihat curug Omas (air terjun Omas-red) yang terletak lebih kurang 3 km dari taman Juanda. Sebenarnya untuk kesana bisa naik ojeg tapi kami pikir itu kurang seru. Akhirnya dengan sisa-sisa tenaga yang ada kami berjalan menuju Curug Omas. Dan kabar buruknya adalah jalannya mendaki sama seperti kami dari kost menuju dago tadi. Perlahan tapi pasti tanjakannya!!.. engggg.. Tapi ga papa lah .. yang penting feel nya bray.. Its really makes a senses..
Sebenarnya inilah point dari tulisan ini yaitu tentang perjalanan.
Perjalanan ini sungguh amat melelahkan menguras tenaga dan fikiran.
Tapi itulah perjalanan yaitu sesuatu dimana setiap orang pernah menjalaninya dan kelelahan dibuatnya. Dalam perjalanan banyak hal yang kita temui. Banyak hal unik disetiap jalan yang kita lalui. Suatu ketika kita bertemu seseorang yang sama sekali belum kita kenal. Kemudian kita cocok dengannya, kita mengobrol, bertukar pengalaman, berbagi ide, bercerita tentang diri masing-masing dan hal lainnya yang menurut kita itu menyenangkan. Kemudian terkadang kita bertemu juga dengan orang yang tidak kita sukai. Banyak hal yang menyebabkan ketidaksukaan itu, bisa saja karena beda aliran, suku, agama, cara pandang, kulit, fisik, harta, pangkat/derajat sosial dan lain sebagainya. Kemudian bisa jadi suatu saat kita ingin sendiri dalam perjalanan ini. Jauh dari hiruk pikuk orang-orang, jauh dari gossip-gossip, jauh dari cerita-cerita ga jelas, jauh dari ketawa-ketawa dan tangisan.. Yg jelas gw pengen sendiri saat ini. Itulah dari sekian banyak hal unik yang pernah kita temui dan rasakan.
Kadang perjalanan ini suatu ketika terhalang oleh sebuah batu besar didepan mata..
Apa yang akan kita lakukan? Yang jelas apapun itu kita harus melewati batu itu dan setiap orang mempunyai cara yang berbeda melewatinya. Ada yang anarkis , ada yang lemah lembut dan ada juga yang pertengahan.
Terkadang dalam perjalanan ini kita ingin berhenti..
maaaaakk.. ayeeee capeeekk..
Kemudian kita berhenti sejenak memulihkan tenaga dan mengatur strategi ke depan untuk bisa sampai ketujuan. Terkadang kita juga ingin bermain di tempat perhentian itu karna tempatnya yang indah dan mengasikkan. Kemudian kita teringat perjalanan kita dan akhirnya memutuskan untuk berjalan lagi. Akhirnya setelah lama berjalan berjam-jam or berhari-hari or berbulan-bulan or bertahun-tahun kita sampai juga ditempat tujuan. Seperti apa tempat itu?? Apakah akan seindah Curug Omas?? Semuanya itu hanya kita yang tahu.. Karna kita yang menjalani, kita yang merasakan dan kitalah orang yang sampai pada tujuan itu. Sekarang pertanyaannya apakah tujuan kita dalam perjalanan ini?? Apakah itu hanya sebatas kebahagiaan sesaat atau kebahagian abadi??
Sangat merugilah ketika tujuan itu hanyalah untuk memperoleh pangkat, harta, kekuasaan, atau kebahagiaan sesaat lainnya. Karna semua itu akan sirna ketika semua orang benar-benar sampai pada akhir perjalanan dunia ini yaitu kematian. Semua orang akan menjalaninya. Siapapun itu.. PASTI!!
So.. nikmatilah perjalananmu, jangan disia-siakan..
Perbanyaklah bekal menuju perjalanan abadi agar master tujuanmu tercapai yaitu untuk bisa sampai di surga yang keindahannya tidak akan pernah bisa terbayangkan sedetikpun oleh siapapun yang ada didunia ini…
KEEP SPIRIT FOR A BETTER LIFE. ☺☺☺

Tidak ada komentar:

Posting Komentar