Minggu, 28 September 2014

Prays

Ya Allah, hidupkan aku dalam Islam
Matikan aku dalam iman

Ya Allah, tinggikanlah derjatku
Rendahkanlah hatiku

Ya Allah, luaskanlah ilmuku
Sempitkanlah kebodohanku

Ya Allah, kuatkanlah imanku
Lemahkanlah nafsuku

Ya Allah, khusyu’kanlah hatiku
Buyarkanlah khayalanku

Ya Allah, beratkanlah amal shalehku
Ringankanlah kesalahanku

Ya Allah, tambahkanlah pahalaku
Kurangilah dosa-dosaku

Ya Allah, tajamkanlah argumenku
Lembutkanlah lisanku

Litle Resume about Notes from Qatar


Bandung, Januari 2014.

Setelah membaca buku Muhammad Assad yang berjudul “Notes From Qatar” (limited edition bray.. hehe) rasanya perlu aja medokumentasikannya dalam sebuah resume singgat ini. Buku ini sebenarnya buku milik perpustakaan Salman ITB yang baru saya pinjam 2 hari yang lalu. Saking penasarannya,,  Alhamdulillah saya bisa menamatkan dalam waktu 2 hari..hehe.. Awal membaca judul buku ini saya berpikir isinya bercerita tentang rakyat Qatar dan perjuangannya seperti buku-buku sejarah lainnya. Tapi amazing banget ternyata bukunya bercerita tentang motivasi kehidupan. And surprisingly writer nya orang Indonesia tulen bo.. hehe.. Dalam buku ini penulis (-panggil ajah Mr. Assad yah-) bercerita tentang banyak hal.. Walaupun kebanyakan bab nya tidak memiliki keterkaitan satu sama lain tapi masing-masing bab mempunyai ‘pesona’nya tersendiri. Kadang saya senyum-senyum ga jelas gitu membaca beberapa bab yang kelihatannya ceritanya ga masuk akal banget. Padahal 100% kenyataan bray.. Sebenaree isi dari buku ini adalah kumpulan tulisan Mr. Assad dari blognya, karena banyaknya permintaan teman dan kerabat katanya maka dibuatlah sebuah buku.. Dan amazing.. buku ini mendapat respon yang sangat luar biasa dari netizen sehingga jadilah buku ini sebagai buku best seller national.. congratulation to you.. Mr. Assad.. semoga ilmu nya berkah dan bermanfaat bagi orang banyak..
Oke.. next.. Salah satu faktor yang membuat saya jatuh cinta pada buku ini (#bukan pada penulisnya yak. hehe) adalah tulisannya yang memotivasi saya untuk selalu memaknai hidup ini dalam kaca mata seorang muslim.. Yah.. hidup dalam aturan islam itu sangat indah sekali. Walaupun banyak aturan yang bertentangan dengan nafsu manusia dan terkadang berat menjalaninya tapi yakinlah bahwa itulah gaya hidup dari jaman batu ampe jaman tablet (#batu ama tablet apa hubungannya yak, whatever lah.. hehe) yang paling sempurna. Seriously, hingga detik ini saya belum bisa menerapkan system hidup yang 100% islami.. Saya belum bisa jadi seorang muslim yang kaffah/menyeluruh.. Disana sini masih banyak penyimpangan yang saya lakukan. Banyak sekali rasanya maksiat mata, hati, telinga, pikiran, dll yang telah saya lakukan.. “Astagfirullah.. Bukakanlah pintu hati dan pikiran ini ya Allah sehingga hamba senantiasa dapat bertaubat dan memohon ampun kepadaMu.. aamiin”..
Saya suka sekali dengan pemikiran Mr. Assad dalam memaknai hidup ini. Ada 3 buah kata-katanya yang cetar membahana yaitu positive, persistence and pray. Sebenare tidak cetar membahana badai syahrini banget siy karna saya lumayan sering mendengar kata-kata itu. Tapi karna penulis menambahkan pengalaman pribadinya dalam meraih kesuksesan, itulah yang membuat beda.  Bahasanya simple tapi mengalir sampe ke lubuk hatiku yang paling dalam (#lebay.com..hehe).  Pokoke recommended banget lah.. Insyaallah suatu saat nanti buku ini akan ada dilemari buku ku ^__^..  Oke.. kembali ke 3P (Positive, Persistence and Pray).. Dalam hidup ini positive thinking itu mutlak diperlukan bagi siapa-siapa yang menginginkan hidupnya bahagia.. kenapa begitu?? Coba bayangkan kalo tiap hari di benak lo selalu ada pikiran negatif seperti “ntar gue dijambret orang gimana nih?? , “eh.. si anu itu iri banget siy ama gw.. kayaknya dia mau ngejatuhin gue deh” and bla bla bla.. Nah pasti pikiran-pikiran itu membuat hidup berasa selalu sempit apalagi jika orang itu bertipe melankolis/pemikir.. Jika hidup ini sudah terasa sempit maka sirnalah sudah kebahagian hidup meskipun ada beberapa orang yang kelihatannya bahagia tapi yakinlah jauh didalam  hatinya remuk bagai kerupuk singkong buatan emak gue.. hehe..So.. teruslah berpikiran positif dimanapun kamu berada.. Tapi jangan jadi orang polos.. Jadilah orang cerdas yang berpikiran postif.. okay okay..
Never give up alias persistence itulah jargonnya orang-orang sukses. Jangan pernah menyerah dalam hidup ini karna sia-sia banget rasanya jika perjuangan yang telah dilakukan seketika berhenti karna mental pengecut kita yang menyerah pada keadaan.. teruslah berkarya melangkah untuk hidup yang lebih baik. Yang terakhir dari 3P adalah Pray.. ini bagian yang sangat saya suka.. inilah gambaran hidup seorang muslim/ah, dia selalu berusaha dan berharap kepada Sang Penciptanya yaitu Allah swt.. Kalau menurut saya sosok seorang muslim itu adalah sosok yang sukses dan agamais. Sukses disini bukan berarti sukses dalam penilaian manusia seperti punya harta banyak, jabatan, popular, dll tapi sukses disini adalah bermanfaat bagi orang lain. Ketika banyak harta maka harta itu dibagikan kepada orang yang membutuhkan, ketika punya jabatan/kekuasaan disuatu lembaga/perusahaan maka digunakan untuk mengambil keputusan yang tepat, dan banyak lagi contoh lainnya.. Untuk itu jadilah seorang muslim/ah sukses yang diridhoi Allah.. Insyaallah.. aamiin..
Satu lagi yang bagus banget dari penulis yaitu kebiasaan sedekahnya. Sebenarnya ilmu tentang sedekah sudah banyak saya dapatkan ketika mengikuti pengajian Buya Muslim Saleh dan mendengarkan ceramah Ust. Yusuf Mansur tapi terkadang saya tidak sungguh-sungguh mengamalkannya. Saya belum menjadikan sedekah sebagai kebiasaan hidup saya. Saya lupa akan janji-janji Allah tentang sedekah. Mungkin semua itu disebabkan karna dosa yang telah menumpuk dan juga jarang dibersihkan dengan taubat.. So.. lets giving and make it  be our habbit.. ^___^..  
Oke.. Finally.. ada beberapa kata-kata motivasi yang bagus dalam buku ini:
“Success is when preparation meets opportunity” –father’s writer-
“Succes is going from one failure to another failure without losing enthusiasm” –Winston Churchill, mantan PM inggris-
“Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value” –Einsten-
“It’s very impossible to live by yesterday’s standards and expect extraordinary result today. Live life with passion” –writer, M. Assad-
“Quitter never win and winner never quit” –writer-
Kayak nya saya musti baca niy referensi berikut:
1.      The True Power of Water by Masaru Emoto
2.      Blink: The Power of Thinking Without Thingking

3.      Rich Dad Poor Dad by Robert T. Kiyosaki dan Sharon L. Lechter

Minggu, 14 September 2014

Cita-Cita Tertinggi : Betemu dengan Nya

Jalan untuk bertemu dengan Mu itu sungguh teramat sulit.
Tapi ......
Apapun itu akan kutempuh..
Akan kukerahkan segala daya dan upayaku..
Biarpun harus berpisah nyawa dari badan..

Ya Allah, hanya Engkau lah yang Maha kuat dan maha pemberi kekuatan.
Kuatkanlah pijakan kaki ini agar ku tak terjatuh dan tersesat dari JalanMu..

BISMILLAH ..
15 September 2015 : Komitmen untuk meraih cita-cita tertinggi..

Journey to The Curug

8 Desember 2013, Perjalanan ke Curug.

Perjalanan ini sungguh sangat melelahkan..
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan…
*Potongan lagu Ebiet G. Ade “Berita Kepada Kawan” yang sedikit direvisi.
“Hidup itu sejatinya adalah sebuah perjalanan dimana suatu saat akan berhenti di tempat tujuan” —Sari Quote—

Pagi itu, di saat belum banyak orang yang beraktifitas aku dan teman berjalan santai menuju Dago Atas. Niat kami adalah marathon dan akulah yang mengusulkan untuk mencoba rute baru selain ke Sabuga. Dengan perlahan tapi pasti kami menyusuri jalan dago yang mendaki. Tanjakannya sedikit tapi kontinu naik (selalu naik). Hal tersebut membuatku ngos-ngosan padahal baru beberapa ratus meter kami berjalan (#Maklumlah karna jarang olahraga). Ditengah perjalanan kami begitu asyik menyaksikan pemandangan sekitar yang penuh dengan rumah-rumah, restoran, toko-toko, dll. Ternyata di Bandung setiap daerahnya selalu rame dan jauh lebih modern dibanding dengan kampungku Solok tercinta. Sesekali kami juga bercerita tentang pengalaman masing-masing. Ditengah perjalanan aku bertemu dengan teman sekelas S2 ternyata tujuannya juga ke dago atas.. Eits tapi dia pake tool yang lebih canggih dari ku yaitu sepeda.. Dari pada gw GL alias goyang lutut. Ya iyalah namanya aja marathon. Klu pake sepeda maradha namanya.. (#ga nyambung amat seeehh).. Sebenarnya dari awal perjalanan, kami sudah banyak menemui para pesepeda menyusuri jalan tersebut dan sepertinya orang-orang memang bersepeda. Mungkin cuma kami yang berjalan kaki ke atas. Sempat kutemui yang jalan tapi arahnya berlawanan. Ah, ga papa bro.. emang gw pikirin!.. heyhey.. Setelah lumayan jauh berjalan kami beristirahat dulu sambil membeli minum di Alfamart.. Nah, ini nih keunggulan Bandung dari Solok dimana-mana rasanya ada minimarket bahkan di daerah bukit sekalipun. Ada Borma, Superindo, Alfamart, Indomart, Yomart, dll (SariMart aja yang belom ada, hihihihi).
Setelah sampai di daerah dago Pakar, temanku punya ide untuk ke Taman Raya Ir. H. Juanda. Akupun langsung menyetujuinya.. #jarang-jarang bro gw keluar rumah buat jalan-jalan.. Nah, inilah momentum yang tepat untuk berpetualang mencari harta karun.. #harta karunnya apa ya?? Hmm.. capcey deh.. Setelah membayar tiket seharga 10.000/orang, kami pun melangkah masuk ke dalam taman. Disana udaranya sejuk sekali, anginnya begitu menggoda pengunjungnya, kicauan burung begitu merdu dan enak didengar, pohon-pohon yang berjajar seakan berbicara kepada kami “selamat datang di Taman Juanda paru-parunya kota Bandung”. Aku jadi teringat dengan daerah sekitar kos dan kampusku, disana begitu sesak dan padat terlebih lagi saat pagi dan sore hari karna orang beramai-ramai berangkat dan pulang kerja. Macet, polusi, bising itulah hal yang selalu kutemui jika hendak pergi dan pulang dari kampus. Nah.. sekarang kondisinya 180 derajat berbeda dari sebelumnya.. Rasanya aku ingin sekali membangun rumah disana. Eits,, tapi temenku , dia anak arsitek, langsung ga setuju ketika aku bilang aku ingin membangun rumah disana. Katanya itu merusak alam. Kalau sewajarnya kurasa tidak apa-apa. Yang penting jangan melampaui batas dan selalu berusaha menjaga dan melestarikan alam. Aku jadi teringat bagaimana kakek nenek buyut kita dahulu. Mereka tinggal di alam yang murni (pure istilah kerennya). Mereka bersatu dengan alam. Hidup harmonis berdampingan dengan sesama. Tidak seperti sekarang yang kacau balau: kemiskinan, korupsi, perampokan, pembunuhan terjadi dibanyak tempat. Ufff..
Setelah istirahat sejenak, petualangan pun dimulai. Kami memutuskan untuk melihat curug Omas (air terjun Omas-red) yang terletak lebih kurang 3 km dari taman Juanda. Sebenarnya untuk kesana bisa naik ojeg tapi kami pikir itu kurang seru. Akhirnya dengan sisa-sisa tenaga yang ada kami berjalan menuju Curug Omas. Dan kabar buruknya adalah jalannya mendaki sama seperti kami dari kost menuju dago tadi. Perlahan tapi pasti tanjakannya!!.. engggg.. Tapi ga papa lah .. yang penting feel nya bray.. Its really makes a senses..
Sebenarnya inilah point dari tulisan ini yaitu tentang perjalanan.
Perjalanan ini sungguh amat melelahkan menguras tenaga dan fikiran.
Tapi itulah perjalanan yaitu sesuatu dimana setiap orang pernah menjalaninya dan kelelahan dibuatnya. Dalam perjalanan banyak hal yang kita temui. Banyak hal unik disetiap jalan yang kita lalui. Suatu ketika kita bertemu seseorang yang sama sekali belum kita kenal. Kemudian kita cocok dengannya, kita mengobrol, bertukar pengalaman, berbagi ide, bercerita tentang diri masing-masing dan hal lainnya yang menurut kita itu menyenangkan. Kemudian terkadang kita bertemu juga dengan orang yang tidak kita sukai. Banyak hal yang menyebabkan ketidaksukaan itu, bisa saja karena beda aliran, suku, agama, cara pandang, kulit, fisik, harta, pangkat/derajat sosial dan lain sebagainya. Kemudian bisa jadi suatu saat kita ingin sendiri dalam perjalanan ini. Jauh dari hiruk pikuk orang-orang, jauh dari gossip-gossip, jauh dari cerita-cerita ga jelas, jauh dari ketawa-ketawa dan tangisan.. Yg jelas gw pengen sendiri saat ini. Itulah dari sekian banyak hal unik yang pernah kita temui dan rasakan.
Kadang perjalanan ini suatu ketika terhalang oleh sebuah batu besar didepan mata..
Apa yang akan kita lakukan? Yang jelas apapun itu kita harus melewati batu itu dan setiap orang mempunyai cara yang berbeda melewatinya. Ada yang anarkis , ada yang lemah lembut dan ada juga yang pertengahan.
Terkadang dalam perjalanan ini kita ingin berhenti..
maaaaakk.. ayeeee capeeekk..
Kemudian kita berhenti sejenak memulihkan tenaga dan mengatur strategi ke depan untuk bisa sampai ketujuan. Terkadang kita juga ingin bermain di tempat perhentian itu karna tempatnya yang indah dan mengasikkan. Kemudian kita teringat perjalanan kita dan akhirnya memutuskan untuk berjalan lagi. Akhirnya setelah lama berjalan berjam-jam or berhari-hari or berbulan-bulan or bertahun-tahun kita sampai juga ditempat tujuan. Seperti apa tempat itu?? Apakah akan seindah Curug Omas?? Semuanya itu hanya kita yang tahu.. Karna kita yang menjalani, kita yang merasakan dan kitalah orang yang sampai pada tujuan itu. Sekarang pertanyaannya apakah tujuan kita dalam perjalanan ini?? Apakah itu hanya sebatas kebahagiaan sesaat atau kebahagian abadi??
Sangat merugilah ketika tujuan itu hanyalah untuk memperoleh pangkat, harta, kekuasaan, atau kebahagiaan sesaat lainnya. Karna semua itu akan sirna ketika semua orang benar-benar sampai pada akhir perjalanan dunia ini yaitu kematian. Semua orang akan menjalaninya. Siapapun itu.. PASTI!!
So.. nikmatilah perjalananmu, jangan disia-siakan..
Perbanyaklah bekal menuju perjalanan abadi agar master tujuanmu tercapai yaitu untuk bisa sampai di surga yang keindahannya tidak akan pernah bisa terbayangkan sedetikpun oleh siapapun yang ada didunia ini…
KEEP SPIRIT FOR A BETTER LIFE. ☺☺☺